Saturday 20 August 2011

kebosanan rumah tangga

Allah SWT telah mensyari’atkan pernikahan. Dan menjadikan sebagian dari tujuannya adalah pemenuhan berbagai keperluan jiwa, fizikal, sosial dan ruhani. Pernikahan adalah sumber penumbuhan kesihatan jiwa dan fizikal dan benteng penjaga berbagai penyakit jiwa, penyimpangan perilaku dan akhlak.
keluarga bahagia 300x207 Rumahtangga, bosan dan futur
Sebuah kewajaran bila kehidupan berumah tangga telah melalui 5 tahun mengalami masa futur, dapat pula kurang dari itu atau lebih. Tidak mengapa pula terjadi masa-masa bosan yang bersifat sementara dan sepintas lalu. Yang penting jangan berkepanjangan, dan jangan sampai menghancurkan kehidupan berumah tangga.
  • Kebosanan Umum: iaitu kebosanan yang terjadi akibat rutin kehidupan sehari-hari

  • Kebosanan Emosional: iaitu hilangnya rasa cinta kasih di antara suami isteri.

  • Kebosanan Seksual: iaitu Menjalankan hubungan seksual seakan-akan merupakan sebuah kewajipan atau tidak ada pembaharuan di dalamnya.

Gejala dan Bahaya
Ada banyak dampak, tanda dan gejala adanya futur dalam kehidupan berumah tangga, di antaranya:
  1. Pengaduan isteri bahawa suaminya tidak memberi perhatian dan berpaling darinya, sering keluar dan begadang di luar rumah, memperlakukannya secara kasar, kering, tanpa penghargaan. Suami juga mengadu bahawa isterinya mengabaikannya dan beralasan kerana faktor anak, banyak meminta anggaran belanja, tidak berhias di hadapannya, dan pengaduan-pengaduan lainnya.

  2. Futur dan rutin dalam berbagai hubungan suami isteri, diantaranya: futur dalam hubungan emosional dan seksual

  3. Antara suami dan isteri merasa ada jarak dan barier psikologi, padahal keduanya hidup satu atap.

  4. Membesar-besarkan berbagai kesalahan, buruk sangka, buruk dalam menafsirkan ucapan dan perbuatan.

  5. Sering terjadi perbezaan pendapat, dan suara meninggi untuk urusan ringan.

  6. GTM (Gerakan Tutup Mulut) di antara suami isteri, minimum atau tidak ada dialog di antara keduanya sama sekali.

  7. Penderitaan pihak wanita lebih banyak, sehingga kita mendapatinya bolak balik ke klinik jiwa yang jarang sekali dimasuki oleh lelaki. Hal ini kerana lelaki mempunyai berbagai cara untuk berekspresi dan mencari hiburan. Berbeza dengan perempuan yang tenggelam dalam masalah dan deritanya. Hal ini melahirkan berbagai rasa sakit, cemas, mengeluh sakit kepala, sakit perut, tidak ceria, tidak mampu lagi menikmati hal-hal yang biasanya dia nikmati.

  8. Demi meringankan rasa bosan atau masalah rumah tangga dan seksual, sebahagian suami atau isteri lari ke cara-cara yang menyimpang, seperti narkotik dengan segala bentuknya, atau menjalin hubungan haram, atau suntuk kepada pekerjaan secara berlebihan.

  9. Sebagian suami mencari isteri kedua, atau ketiga atau keempat. Sebagian lainnya bersabar dan menanggung deritanya. Sebagian isteri bersabar dan mencuba mensiasati urusannya. Sebagian lainnya berusaha mencari kompensasi atas kegalauannya dengan membeli berbagai kebutuhan sekunder, atau menyibukkan diri dengan anak, atau melakukan penyimpangan dalam berbagai bentuk dan tingkatannya.

  10. Keluarga: suami isteri dan anak-anak hidup dalam berbagai perasaan negatif.

  11. Bisa berakibat terjadinya berbagai pengkhianatan suami isteri

  12. Bisa berakibat terjadinya perceraian

Sebab
Sebagaimana futur berakibat pada munculnya gejala atau problem yang lebih besar, futur juga terjadi akibat satu atau beberapa problem yang bertumpuk. Di antara sebab-sebab terjadinya futur dalam kehidupan rumah tangga adalah:
  1. Memasuki kehidupan berumah tangga dengan berbagai prediksi dan obsesi ideal (jauh dari fakta). Bisa jadi suami atau isteri tidak merasakan idealismenya, lalu ia hidup dalam kenyataan yang bisa jadi membuatnya kecewa berat, lalu merasa futur, lalu meyakini bahawa kehidupan rumah tangganya telah gagal, dan bahawasanya solusinya adalah mengakhiri kehidupan rumahtangga tersebut dengan perceraian.

  2. Pengulangan dan rutin harian yang membosankan.

  3. Masing-masing pihak tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan level kehidupan rumah tangganya ke tingkat yang lebih baik, juga tidak sungguh-sungguh dalam mencari solusi atas setiap problem yang dihadapinya.

  4. Kecurigaan dan kecemburuan secara berlebih dari salah satu suami atau isteri, dan hal ini menanamkan bibit futur dalam hubungan di antara keduanya.

  5. Bisa jadi sebagian penyakit fizikal atau jiwa berakibat munculnya futur dengan segala bentuknya, misalnya: tekanan, cemas dan schizophrenia atau split personality.

  6. Hilangnya cinta kasih diantara suami dan isteri dalam tempo yang lama.

Antisipasi dan Solusi
  1. Penguatan hubungan dengan Allah SWT. Di antaranya, kebersamaan suami isteri dalam berbagai aktiviti; seperti mengkhususkan waktu untuk melakukan wirid harian dalam menghafal Al-Qur’an, membaca istighfar, shalat sunah, bersedekah, umrah dan amal soleh lainnya.

  2. Masing-masing pihak suami dan isteri hendaklah merasa bertanggung jawab atas terjadinya futur di antara keduanya, kerananya, hendaklah masing-masing berperan dalam meng-’ilaj

  3. Pihak isteri peranannya lebih besar dalam hal ini. Hendaklah ia memperbaharui dan mengembangkan cara memperlakukan suaminya, dalam melakukan sentuhan-sentuhan lembut dalam rumah, khususnya kamar tidur, masakan, penataan ruang dan perabot, menerapkan hobi-hobi baru, melakukan berbagai aktiviti keluarga di dalam rumah, refreshing keluarga, membuat berbagai kejutan, memberi hadiah secara periodik. Semua hal ini hendaklah suami juga melakukannya, sesuai dengan bidangnya.

  4. Suami atau isteri hendaklah mengambil inisiatif falam dialog dengan pihak lainnya, memunculkan tema untuk didialogkan. Hal ini membantu suami isteri untuk melalui jurang yang muncul sebelum menganga lebar.

  5. Hendaklah suami isteri saling memahami, bagusnya semenjak awal pernikahan. Caranya, masing-masing berterus terang tentang apa yang disukai dan yang tidak disukai. Bersepakat bahawa masing-masing pihak akan berusaha memenuhi keperluan pihak lainnya, baik psikologi mahupun fizikal, seperti: menghargai, menghormati, saling menerima, khususnya saling menerima fizikal, lalu menerjemahkan kesepakatan ini dalam bentuk perilaku dan ucapan … sepanjang kehidupan suami isteri yang panjang, dengan seijin Allah.

  6. Menghindari rutin dalam hubungan keluarga dan seks di antara suami isteri

  7. Hendaklah masing-masing suami dan isteri  mempelajari kemahiran berinteraksi dengan orang lain

  8. Pengendalian diri saat emosi atau saat terjadi krisis

  9. Kehidupan suami isteri tidak lain adalah partnership dalam pemikiran, emosi dan fizikal, dan semua kesertaan ini menjadikan kehidupan suami isteri memiliki cita rasa yang khas yang menjauhkannya dari hantu kebosanan dan futur.

Related post



0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More